Sunday, 22 July 2012

Amat Victoria Curam pt.1

"Engga, jek, menurutku, usaha itu ga ada yang sia-sia, kalau tertunda iya, tapi usaha itu selalu membuahkan hasil, tapi kita ga tau kapan"

Begitulah kata temanku Wahyu Pradana, padaku saat istirahat belajar bersama dirumahku siang hari pada awal bulan juni, dia merespon kalimat kalimat pesimisku tentang SNMPTN Undangan dengan kata kata diawal post ini. Sebelumnya, pada tanggal 26 mei, aku menerima kenyataan bahwa aku GAGAL tidak lolos dalam SNMPTN undangan.


Mengetahui hasil tersebut, kepala ini langsung hangat, pikiran meracau kemana-mana, mata tak fokus, dan gaya gravitasi meningkat 2 kali lipat, badan ini rasanya berat sekali. Kebetulan @nellsnela pada saat itu SMS kalau dia juga tidak lolos dalam SNMPTN undangan. Layaknya orang normal, kami pun saling menyemangati, belasan SMS masuk ke HP menanyakan bagaimana hasil SNMPTN undanganku, dan aku pun sms teman-teman bagaimana hasilku. Pada malam hari itu juga SMAN 1 Gresik mengadakan Syukuran kelulusan 100% sekolah kami yang juga diumumkan pada hari itu juga, tepat sebelum pengumuman SNMPTN undangan. Aku jemput @nellsnela ke rumahnya, dan aku lihat rona wajahnya, pundaknya, dan matanya, persis sama sepertiku, dan mungkin saja dia menerima gaya gravitasi yang lebih berat daripada aku. Kami berdua tersenyum, selama perjalanan ke sekolah kami saling menyemangati, mencoba melupakan apa yang baru saja membuat pikiran kami menjadi lemas. Saat di lampu merah, dia berkata "Ayo semangat, kita pasti bisa" dan seperti biasa kami melakukan fist bump*. Sesampainya diparkiran Sekolah, dia mengakhiri pembicaraan kita, "Sudahlah zi, it will be all over soon", lalu aku tersenyum, menghela nafas, dan memandangi langit malam itu. Setelah itu kami berjalan di koridor dan memutuskan untuk berpisah ke teman dekat kita masing masing.

Acara tasyakuran tersebut menjadi Haru Biru karena seketika acara berubah menjadi Acara "Keterima Dimana?". Perasaan gelap yang tadi sudah mulai hilang sekarang kembali lagi menerpa tiap ada teman yang menanyakan "Keterima Dimana?" dan disusul dengan "Sumpah?!" setelah aku menjawab. Aku cari teman-teman yang se-Les denganku. My dear good sporting friend, Havi, dia lolos di Tehnik Mesin ITS, lalu Nizam lolos di Tehnik Fisika ITS, dan Dicky juga lolos di Tehnik Mesin ITS, they deserve it. Kala itu Guru Lesku menelfonku bagaimana hasilnya, dan aku juga mengetahui bahwa dari 8 anak yg ikut SNMPTN undangan cuma 2 yang tidak lolos, dan aku termasuk didalamnya. Lalu aku bertanya teman-teman sekelasku dan teman dekat lainnya, some passed it trough, some didn't. Tentu aku mendapat banyak motivasi, namun motivasi tersebut membuatku lebih memikirkannya. Tak lama aku dan @nellsnela bertemu, dia menangis, aku mencoba menghiburnya namun apa daya aku cuma bisa memintanya jangan bersedih karena aku sendiri juga Down, Down to the ground. Memang apakah ini sebuah kebetulan kami sama-sama belum berhasil dalam SNMPTN undangan? bagaimana kalau salah satu dari kami ada yang lolos? mungkin kalau salah satu dari kami ada yang lolos, kami tidak bisa saling menemani dan menyemangati dengan maksimal, i don't know either :). Setelah itu aku antarkan dia pulang dan saling menyemangati. Aku meminta maaf kepada kedua orang tuaku, mereka tentu menghiburku, dan mengatakan kalau masih ada SNMPTN tulis, tapi seperti yang aku katakan tadi, the more they motivate me, the more i think about it. Lalu malam itu aku tidak bisa tidur karena kepalaku hangat memikirkan apa yang telah terjadi dan mengetahui bahwa semua rencana yang aku susun di post Waiting sudah tidak berguna lagi.

Mungkin memang ini salahku, bisa saja karena pilihanku yang termasuk nyeleneh, yaitu pilihan 1 Tehnik Material dan Metalurgi ITS dan pilihan 2 malah di Tehnik Informatika ITS. Pilihan tersebut membuat semua orang heran, seharusnya pilihan ke 2 itu menjadi pilihan 1. Bahkan aku juga heran kenapa aku bisa milih begitu, memang aku ingin di Tehnik Material Metalurgi karena kursinya banyak dan karena takut mengambil yang tinggi-tinggi seperti Tehnik Kimia maupun Tehnik Elektro. Atau bisa saja karena aku terlalu banyak koar-koar? seperti me-Tweet "Aku ingin masuk dijurusan blablablabla", membuat posting blog yang berisikan tentang rencana-rencana jika lulus SNMPTN undangan (yeah, i did it), dan banyak mulut ketika ditanyai oleh keluarga atau teman tentang SNMPTN undangan ambil dimana. Dan meng-Countdown hasil pengumuman SNMPTN undangan di twiter, bisa saja Allah tidak suka sikapku yang seperti itu. I'm sorry, God, I wish i could turn back time, or make it rewind.

*fist bump

No comments:

Post a Comment